Silaturahmi.

Sungguh bicara denganmu tentang segala hal yang bukan tentang kita selalu bisa membuat semua lebih bersahaja-
Payung Teduh

Selamat berhari raya! Hari yang ditunggu, adalah hari kemenangan seluruh umat muslim setelah 30 hari berjuang menahan hawa nafsu serta lapar dan dahaga. Tentunya, salah satu nafsu yang harus kulawan adalah melawan untuk memikirkan kamu.

Hadiah dalam bulan ramadhan adalah hati yang kembali fitri, hati yang lebih lapang serta saling bermaaf-maafan. Perayaan paling sederhana untuk bocah kecil mungkin dengan memenuhi isi tasnya dengan amplop dari kakak-kakak. Siapa tau uangnya terkumpul untuk bisa beli sepatu bola atau barbie yang cantik. Ah, sungguh bahagia
Bahagia untukku bisa jadi lebih sederhana. Berkumpul. Saling berpelukan dan bermaafan. Bisa berjumpa dengan kerabat jauh yang hanya bisa disaksikan dalam jendela maya. Menanggapi diskusi atau kritik serta kabar sambil minum sirup dan nastar. Terlalu manis bukan?
Ada satu kebiasaan dalam keluargaku, adalah bersilaturahmi kerumah sanak saudara, termasuk berkunjung ke rumah kamu. Kerumah yang di terasnya kini dipelihara lovebirds langsung dari belanda. Begitu cantik, manis dan romantis. Kamu bilang kamu sudah membeli  bukunya, sejarah burung love birds. Ah kamu, masih yang begitu.

Dan membicarakan kamu, seperti menuang kopi di pagi hari. Seruput pertama tentang memori, seruput kedua untuk percakapan hari ini, dan seruput ketiga dan seterusnya untuk kejadian setelahnya..
Minal aidin wal faidzin, mohon maaf untuk hati yang nakal. Tidak pernah mau mendengar..
(ADA)


Catatan: Kisah ini berkaitan dengan Pertanyaan., Lampion., dan Kata.