Aku Kacau

Untitled

"Sekarang aku mulai ngerasa ngasih kunci serep apartemenku ke kamu adalah sesuatu yang salah"
"Ih ngomel, lagi mabok ya?"
"SIAPA JUGA YANG LAGI TIDUR DIBANGUN SECARA BRUTAL TERUS NGGAK NGOMEL? PAKE OTAK DONG."
...
...
"Well, I'm sorry that everytime I step in in your life, it was never the right time. And I never really learn anything, that sometimes you're not okay of me being brutally here and there"
...
...
Aku bangkit dari tidurku, memilih terus memunggungi kamu. Kemudian melanjutkan, "Bukan itu. Aku cuma ngerasa, kadang kamu nggak adil. Setiap kamu butuh aku, kamu selalu bisa nemuin aku bahkan di saat aku nggak mau ditemuin sama siapapun. Tapi nggak kebalikannya, saat aku butuh kamu, kadang aku mesti setengah mati dulu cari kamu"
"Well, you can always call"
"That's the unfair part. Everytime you need me, you can just show up in front of my face. But, when I need you, I have to call you first? To know where you are. Or whether you have a time to talk. It's just unfair"

Aku bersandar jendela di samping tempat tidurku, memeluk bantal, namun kali ini menatap ke arahmu. Lalu, kamu duduk menghampiriku dan duduk di sisiku.

Sunyi sesaat. Mungkin kau sengaja membiarkan emosiku mereda sedikit.

"Well, actually, I came here not because I need you. It's because I couldn't find you anywhere. I kinda worry, you know. So I come to check on you"
...
"Maaf. Seharian aku tidur dan nggak sadar ponselku mati. Maaf aku baru dateng sekarang, sementara seharusnya aku ada di sini empat jam yang lalu, mungkin. Sorry that you broke up with your boyfriend. Aku minta maaf atas banyak hal lainnya ke kamu. Sebagai permintaan maaf, I think a company would do good for you tonight"

Aku masih terdiam dan memeluk bantalku. Sesuatu yang panas meleleh dari mataku. Air mata. Air mata yang mengalir dalam diam sampai kemudian berubah menjadi isak tangis dalam.

Sebuah usapan lembut di kepalaku. Menenangkan.

"Kamu kacau tahu, nggak. Perlu disembuhin, pake cinta" ucapmu sambil terus mengusap lembut kepalaku.

Ucapanmu membuat aku tertawa di antara isak tangis. Brengsek.

Malam ini aku patah hati karena satu hubungan yang harus berakhir. Kupikir aku akan melewati malam ini dengan nelangsa. Sendiri. Tapi ternyata tidak.

Karena kamu selalu tahu dimana menemukanku.

Malam ini aku lega kamu menemukanku. Aku rasa aku butuh sahabatku untuk mengadu dan menangis sampai aku lelah dan terlelap.



LA.