Secangkir Kopi dan Pagi Yang Fitri

Tuhan selalu mencairkan yang baik dalam setiap kehidupan manusia. Tuhan selalu berkehendak pada bait-bait panjang doa yang dipanjatkan. Yang menunggu untuk dibaca dan dibalas dalam berbagai bentuk melalui pertanda

Semesta juga cair. Ia dapat mengisi rongga apapun yang memenuhinya, dengan perasaan yang seperti musim. Berpindah meski kadang fluktuatif. Ia selalu berpindah

Aku ada dalam satu kesempatan kali ini. Aku bilang telah melepaskan, pada hati yang diam-diam mencari dan begitu nakal. Meminta apa yang belum disiapkan, disetiap doa dan diwujudkan dalam ikhtiar yang aku sendiri tak dapat membaca pertandanya

Aku mengosongkan kotak hati itu. Yang dulu sempat diisi namamu, namun kurasa hatiku tidak pernah belajar dengan baik seperti yang lalu. Sayangku, hati ini kembali terisi dengan sepotong hati yang bukan namamu. Dan betapa lucu ketika hari ini aku bertemu denganmu aku ingin menyampaikan itu..

Sepotong hati yang baru yang hadir tanpa permisi, yang hangatnya mencairkan dan menenangkan seperti buih dalam secangkir kopi. Ia bukanlah aroma kopi yang sesapnya dapat selalu kuingat dan membawa hal yang baik. Buihnya mengajarkan bahwa dalam hal yang baik akan ada sebuah proses yang panjang.. yang harus kau nikmati di tiap prosesnya

Semoga hati ini tidak kembali noda. Dengan pahit yang tersisa dalam secangkir kopi yang mengendap menjadi ampas.

Dari aku yang mulai menikmatimu. Kamu yang baru..