Catatan Perjalanan (II)
Kita tidak akan tahu apakah ini akan membuat kita lebih banyak tahu atau justru banyak pelajaran yang bisa diambil. Kita tidak sedang memutar arah atau sekadar mengulang apa yang pernah dituliskan orang-orang terdahulu. Perjalanan, adalah bagian dari menemukan diri sendiri sekaligus pelajaran baru dimana kita tidak dapat temukan dalam kurikulum sekolah. Perjalanan dapat membawa kita dalam fenomena memetik ilmu melalui cara pandang, interaksi, pertukaran budaya, cara pengambilan keputusan. Dan itu berbeda dalam segala, yang mana membuat ku kaya dalam bertutur
Catatan ini bukanlah catatan istimewa. Catatan ini adalah pengalaman spiritual dimana saya menguji diri saya sendiri untuk bergumul dengan alam. Mengunci satu pijakan dalam peluh lelah dan membawa pesona untuk direkam panca indera, bau tanah basah, embun pagi yang menempel di pucuk edelweis, menyaksikan savana yang bergoyang lembut bersama udara. Aku menyaksikan kamu larut didalamnya. Aku melihat Tuhan dalam wujud yang nyata. Aku bercumbu dengan Tuhan saat bersenyawa bersama ombak.
GB Shaw pernah bilang, bahwa tempat terbaik untuk melihat Tuhan yaitu di taman, tak terkecuali taman laut. Tapi pernahkah kamu melihat taman hidup? Itu indah, kau bisa mencoba salah satunya di Gunung Argopuro. Sebuah puncak pelataran Dewi Rengganis dengan Taman Hidupnya. Hati-hati terlena, kamu tidak akan bisa berhenti jatuh cinta.
You bear knowledges and experiences to conquer the dreams, you bear all weights to conquer the mountains. Mendakilah bersama, kita menjejak dan biarkan rasa ini tiba dan berujung sampai puncak.
Untukmu, yang belum pernah bertemu dalam satu kesempatan.
(ADA)