Hanya Lalu

Apakah bahagia, berarti ia harus punya?
Hari ini saya keluar rumah, bukan sesuatu yang spesial. Tidak jauh dan dilakukan pada malam hari. Dan ketika saya keluar saya senang melihat pemandangan entah itu pemandangan malam hari atau siang. Oleh karnanya saya sering berpergian. Bagi saya melihat sudah cukup.
Saya masih ingat meski itu cukup lama, dimana bintang bertabur hingga membuat lamun, sepoi samudera hindia di malam hari yang semilir. Atau melihat bintang di ufuk timur jawa barat, melihat bintang hanya sekadar di planetarium. Semua saya upayakan. Untuk sekedar melihat
Melihat orang lain bahagia, melihat ada hal yg menyenangkan yang bisa dibagi dengan sesama dan merasa bersyukur dengan keterbatasan yang dipunya. Itu mutlak. Mengupayakan kebahagiaan itu juga harus. Karena untuk apa hidup jika tak bahagia? Tapi apakah bahagia harus selalu punya?
Hari ini tidak ada bintang, tidak ada semilir angin yg sejuk. Hari ini kosong. Dan untuk bahagia atau tidak, ini tepat pada porosnya. Ah, bahkan untuk melihat saja saya perlu menunggu..
Tabik.
(ADA)